Hatiku
menagis, menjerit pilu, mendengar ucapanmu yang begitu menusuk hati. Membuatnya
tercabik-cabik menjadi serpihan kecil hati yang pilu.
Apakah kau tak menyadari itu !! tak hanya
aku yang merasakan, orang lainpun merasakannya.
Kau seolah penguasa tertinggi, padahal kau
tak lain dan tak bukan hanyalah manusia biasa sepertiku. Yang jabatannya hanya
sejengkal lebih tinggi dari aku. Hanya sejengkal saja.
Kau seolah mengetahui seluk beluk semua
permasalahan ini. Padahal itu semua salah. Kau tak mengetahui apa yang terjadi
dahulu dan dahulu.
Dan kau mengutarakan itu. Berharap semua
ucapanmu itu dikerjakan. Dan harus dilakukan. Semua orangpun tak suka denganmu.
Jika kau memerintahkanku untuk pergi dari
hadapanmu, aku siap dan aku bersedia. Malah itu yang aku inginkan. Tapi tak
mungkin atasan mau melakukannya.
Sesungguhnya aku ingin pergi dari area
ini. Area yang tlah membuatku menderita. Aku, diriku, jiwaku, hatiku, semuanya.
Aku tak tahan harus berada di sini. Walau hanya untuk sedetik saja.
Semua tlah berubah. Masa-masa indah yang
dulu pernah ada, kini semua itu tlah musnah. Dimakan bara keegoisan,
kesombongan, kenakalan, dan perceraian diantara kita.
Jika semua itu tak terjadi, mungkin
kenangan-kenangan indah itu takkan pernah musnah. Dan akan selalu menjadi
bagian dari hidupku. Itu hanya angan-angan yang sulit dicapai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar